Dulang Resort, Atmosfer Jawa di Lembang

Cukup lama mobil yang mengantar kami berkelok-kelok menyusuri jalanan menanjak yang semakin sempit ke arah puncak bukit. Titik-titik cahaya lampu dari permukiman penduduk tampak bertebaran di bawah sana. Setelah melewati jalanan menurun yang sangat curam, baru lah akhirnya kami tiba. Sebuah papan kayu mentah dengan simbol hati besar berwarna merah menyapa. Tertulis di atasnya: DULANG.

Entah berapa ketinggian lokasi ini dari permukaan laut. Yang kami tahu, dingin mulai merayap bersama udara malam pegunungan yang terasa menggigit. Seorang staff dengan ramah mengantar kami menaiki tangga pekarangan dengan banyak tanaman berbunga menuju salah satu cottage di bagian teratas. Kami tidak tahu bunga yang mana yang menebarkan aroma, tapi wanginya terasa memenuhi jalan setapak di pekarangan ini. Wangi yang segar sekali.

Kompleks Dulang Resort & Resto membentang di lanskap miring perbukitan, dengan pondok-pondok berlanggam Jawa yang mayoritas tersebar di bagian atas, serta restoran dan kolam renang yang berada di bagian bawah. Kamar kami terletak di bagian paling atas. Sebuah kamar bergaya tradisional dengan perabotan serba kayu yang mengingatkan pada rumah-rumah di perdesaan Jogja dan Jawa Tengah. Kalau bukan karena staff yang kental beraksen Sunda, mungkin kami lupa kalau tempat ini hanya terletak beberapa kilometer saja dari Kota Bandung.

Bukan cuma atap joglo dan lantai ubin klasiknya saja yang membangkitkan suasana perkampungan Jawa di resort ini. Udara sejuk, sayup-sayup dangdut koplo dari seberang bukit, sampai suara lenguh sapi pukul 12 malam, semua seperti berkata, “selamat datang di desa.”

Dalam Bahasa Jawa, Dulang berarti menyuapi, seperti saat seorang ibu menyuapi anaknya. Entah apa hubungannya dengan nama resort ini, tapi yang jelas itu membuat kami lapar. Jadi mari turun ke resto untuk sarapan.

Terdiri dari dua lantai yang luas, Restoran Dulang yang juga berfungsi sebagai tempat penerimaan tamu ini tampaknya sengaja dirancang untuk mengantisipasi jumlah pengunjung yang besar. Dan meski pun ini adalah tempat makan, daya tarik utamanya mungkin justru bukan makanannya, melainkan pemandangan spektakuler dari balkonnya yang langsung menghadap ke arah kolam renang, lembah, dan Kota Bandung di kejauhan.